Pintu rumah bella akhirnya terbuka setelah qilla sukses menendang kaki alva yg memencet bel enam kali berturut turut tanpa jeda. Bella muncul dari balik pintu itu. Sempat tersirat sekilas ekspresi terkejutnya saat melihat pangeran khayalannya berdiri nyata didepan matanya.
"Lu naksir gue ya?" tanya alva memandang dengan penuh senyuman yang makin membuat bella klepek klepek.
Qilla menoleh kaget. Alva masih tersenyum memandang bella yang tak mampu menahan rona merah yang muncul di sekitar pipi chubby-nya.
"Lu gue bawa kesini buat ngasih penjelasan ya. Bukan buat ngegombal." qilla sewot.
Alva menoleh "Penting ya lu ada disini?"
Qilla membuka mulutnya. Bersiap membalas, tapi tak tau apa yang harus diucapkannya. Cuma ekspresinya yang menunjukkan betapa cewek itu tak percaya kalau ada yang mampu melontarkan pernyataan konyol seperti itu padanya.
"Well..!" ucapnya pada akhirnya "Kalian urus ndiri aja deh!"
"Mau dianterin?" tanya alva saat qilla mulai melangkah pergi.
"Plis deh. Rumah gue didepan." tunjuk qilla. Rumahnya memang tepat berada di depan rumah bella. "Kalian gak rugi juga kok kalo ada yang nyulik gue. Jangan jangan malah sujud syukur." Qilla melangkah pergi. Benar benar pergi. Pulang ke rumahnya dengan sejuta kesal diiringi tatapan dua pasang mata yang terus mengawasinya sampai menghilang dibalik pintu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar