Rabu, 09 November 2011

Itu ciuman biasa

Qilla tersentak dari lamunannya. Suara bantingan pintu rumah bella malam itu seolah terngiang jelas di telinganya. Bella melihat semuanya. Dan semuanya terasa kacau sekarang.

Qilla mendesah pelan menyematkan rambut panjangnya ke belakang telinga. Di lihatnya ke sekeliling restoran. Semua tampak biasa saja. Tak ada lagi yang menoleh heran kearahnya karna gebrakan meja bella tadi. Bingung. Serba salah. Ingin rasanya cewek itu bersikap cuek, gak peduli. Tapi bagaimanapun juga, bella adalah sahabatnya. Nggak mungkin mereka bermusuhan cuma gara gara cowok yang disukai bella malah mengecup kening qilla. Cowok yang bahkan sama sekali nggak menarik minat qilla untuk meliriknya.

"Gue telat?" alva yang baru datang menepuk pundak qilla dan langsung duduk mengamati daftar menu.

"Jawab yang jujur.. apa maksud lu nyium gue tadi malem?"

Cowok itu melirik tampang serius cewek didepannya sekilas, lalu kembali menekuni daftar menu "Nggak ada. Biasa aja." ucapnya dengan nada cuek.

"Bagus" qilla merampas dan meletakkan list menu yang dipegang alva ke meja dan segera menyeret tangan cowok itu. "Kalo gitu jelasin ke temen gue kalo itu ciuman biasa. Kalo perlu loe cium juga dia biar dia tau bajingan level berapa elu ini"

"Hei.." alva menahan tangan qilla "Gue belum makan"

"Terserah!" dengan sekuat tenaga, qilla berusaha menarik tangan alva.

"Oke.. oke.. gue tau gue ganteng banget. Tapi gak usah nafsu gitu dong"

"Najis!" qilla menghempaskan tangan alva dan berjalan menjauh.

"Hei..! Aqilla..!" alva mempercepat langkahnya mengejar cewek yang selalu membuatnya gelisah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar